Orang Kecelakaan Gara-Gara Lato-Lato Di San Francisco Airport

Orang Kecelakaan Gara-Gara Lato-Lato Di San Francisco Airport

“Untuk lato-lato sebagian besar sekolah sdh dilarang dimainkan dan membawa ke sekolah. Mulai tadi malam diumumkan ke semua Kepala Sekolah Negeri dan Swasta di Pontianak,” kata Sri saat dihubungi Pontianak Post. Sri melanjutkan larangan itu diberlakukan karena didapati banyak dampak negatif permainan lato-sato. Bahkan menjadi arahan Wali Pontianak Kota. Sebagai antisipasi, selama ini kepala sekolah juga sudah melarang anak-anak membawa sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ke sekolah tanpa alasan yang jelas.

“Seperti mainan dan termasuk lato-lato,” ujar Sri. Namun Sri tak menampik jika mainan lato-lato menelan korban. Sehingga ia berharap oang tua dapat mengarahkan dan mendampingi anak dalam memilih permainan putra putrinya. (mse/ash)

tirto.id - Bahaya yang mengintai saat memainkan lato-lato tak semenyenangkan saat memainkannya. Lato-lato adalah salah satu mainan berbahaya yang pernah dilarang di Amerika Serikat pada tahun 1970-an karena banyak menyebabkan cedera pada pemainnya. Di Amerika Serikat permainan ini disebut dengan nama clackers.

Lato-lato kembali menjadi mainan populer. Anak-anak hingga dewasa banyak yang memainkannya. Popularitas lato-lato di Indonesia pernah terjadi pada dekade 1990-an hingga awal 2000.

Mainan berupa dua bola terbuat dari akrilik atau plastik yang disambung dengan seutas tali ini dimainkan dengan memantulkan dan memutar kedua bolanya. Ketika dimainkan lato-lato akan menghasilkan bunyi klak-klak-klak.

Dilaporkan New York Times pada 12 Februari 1971 bahwa setidaknya empat orang cedera saat memainkan clackers. Kejadian ini menjadi alasan pihak U.S Food and Drug Administration (FDA) mengeluarkan peringatan publik mengenai bahaya bermain clackers.

FDA kemudian melakukan tes terhadap clackers di laboratorium untuk mengukur kecepatan dan potensi pecah alat tersebut, yang kemudian menghasilkan larangan penggunaannya pada tahun yang sama. Ini diperkuat dengan pernyataan Consumer Product Safety Commission bahwa clackers tergolong mainan 'berbahaya'.

Clackers atau lato-lato menjadi berbahaya karena saat dimainkan dengan intensitas yang tinggi, bola yang terbuat dari plastik atau akrilik akan mencapai batas benturan maksimumnya dan membuatnya pecah.

Pecahan ini dapat mengenai pemain dan orang di sekitarnya. Bukan tak mungkin pecahan tersebut dapat mengenai mata dan menyebabkan kebutaan.

Kemudian, bila memainkan lato-lato dalam waktu yang lama, pemain juga akan merasakan sakit pada jari-jari tangan akibat menahan gerak dan keseimbangan permainan. Bola-bolanya juga dapat membentur tangan dan jari hingga mengakibatkan memar. Bisa dikatakan, lato-lato bukanlah permainan yang ramah anak.

Cara Memainkan Lato Lato

Cara memainkan lato-lato adalah dengan mengayun lato-lato tersebut secara perlahan terlebih dahulu sehingga kedua bola yang digerakkan bisa beradu dan menciptakan bunyi khas. Dari bunyi tersebutlah, permainan ini dikenal dengan berbagai nama.

Cara mudah memainkan lato-lato adalah pegang cincin yang terletak di tengah-tengah benang nilon. Setelah itu goyangkan tali secara perlahan hingga bola beradu. Kemudian secara perlahan tingkatkan kecepatan Anda menggoyangkan bola lato-lato.

Namun, sebelumnya pastikan dulu dua bola yang diayunkannya bergerak berlawanan arah, saling membentur di bawah tangannya.

Setelah itu, usai momentum terbentuk, ayunan bisa dibuat hingga 180 derajat, sehingga bola tersebut berbenturan pula di atas tangan.

Kunci dalam memainkan clackers terletak pada gerakan tangan yang tepat untuk memastikan senar tetap lurus, sehingga bola tetap berbenturan dengan gerakan teratur di atas dan bawah tangah. Tujuannya adalah mempertahankan bunyi clack-clack-clak selama mungkin.

tirto.id - Sosial budaya

Kontributor: Balqis FallahndaPenulis: Balqis FallahndaEditor: Dipna Videlia Putsanra

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Permainan lato-lato memakan korban.

Seoang bocah mengalami luka serius lantaran bermain lato-lato.

Karenanya, baru-baru ini muncul pesan berantai di media whatApps soal permainan lato-lato yang mengakibatkan seorang bocah mengalami kebutaan.

"Assalamualaikum . . Rekan2. . . mau saling mengingatkan, yg pada punya anak main lato-lato, hrs di awasi . , ini temen ponakan SD kelas 3 main lato2 kena bola mata pecah akhirnya di angkat dan mata buta sebelah," tulis pesan tersebut yang dilihat Tribunnews.com, Senin (9/1/2023).

Meski belum diketahui pasti kapan dan tempat terjadinya peristiwa tersebut, dilaporkan permainan lato-lato telah memakan korban.

Dikutip dari Tribun Pontianak, seorang anak berusia 8 tahun di Kubu Raya harus menjalani operasi mata setelah bermain Lato-lato.

Kejadiab itu dikarenakan lato-lato yang dimainkan pecah dan serpihannya menancap di mata.

Ayah korban, AJ, mengatakan anaknya pulang dengan mata merah seusai main lato-lato di rumah kawannya. Mulanya sang anak tak mau menceritakan kenapa matanya bisa terluka.

"Saya bujuk akhirnya dia cerita. Jadi pada saat main, lato-latonya pecah terus serpihannya tertancap di matanya,” ujar AJ, Sabtu (7/1).

Baca juga: Terinspirasi Lato-lato, Guru Penjaskes Ini Sulap Bola Voli Jadi Berbeda Peruntukan

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) pun buka suara.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengimbau, agar kecelakaan tersebut tidak lagi terjadi.

Orangtua perlu mengawasi secara seksama saat anak bermain permainan lawas itu.

Menurutnya, kejadian tersebut disebabkan karena kecelakaan.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Permainan lato-lato kembali memakan korban.

Seperti diketahui, lati-lato beberapa waktu ini menjadi tren di Indonesia.

Berbagai kalangan memainkan permainan ini, termasuk anak-anak.

Namun, lato-lato juga berbahaya bagi anak-anak jika tak diawasi.

Seperti Agnia, bocah 5 tahun asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang harus mendapatkan perawatan medis setelah bibirnya terkena lato-lato temannya.

Bibir Agnia harus menerima empat jahitan karena robek saat terkena lato-lato temannya. Peristiwa tersebut terjadi Senin (9/1/2023) sore.

Mengutip TribunJabar.id, Ela, ibu korban mengatakan, anaknya saat itu sedang mengaji.

Namun, saat pulang, bibirnya sudah berdarah.

"Awalnya anak saya lagi ngaji, pulang-pulang udah berdarah aja itu bibirnya, saya juga nggak tahu awalnya, dilihat itu bibirnya sobek, katanya kena lato-lato temannya yang lagi main," ujarnya.

Camat Cicurug, Ading Ismail pun mendatangi rumah korban bersama Forkorpimcam.

"Jadi pada hari ini saya kunjungan karena kemarin dapat informasi bahwa ada korban permainan dari lato-lato, hari ini saya sama pak Danramil, dari tim kecamatan juga ada pak kades, ingin melihat, mengunjungi kebenaran itu, bagaimana sih, sehingga saya mendapatkan informasi dari orang tuanya," kata Ading.

Ading melanjutkan, korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.

Baca juga: Bocah 5 Tahun di Tenjolaya Jadi Korban Lato-lato, Dapat 4 Jahitan di Bibir

"Orang tuanya dan pak Kades berinisiatif membawa ke rumah sakit, kemarin sudah ditangani rumah sakit dan hari ini si anak tersebut sudah bisa makan, kalau dilihat jahitannya ada 4 jahitan," ucapnya.

Selain itu, ia juga mengimbau kepada orang tua untuk berhati-hati saat membelikan mainan untuk anak.

"Jadi, saya mengimbau terutama kepada orang tua, agar bijaksana dalam memilih, membelikan mainan," ujarnya.

Yudha Sukmagara selaku Ketua DPRD Sukamubi yang mendengar hal tersebut juga ikut angkat suara.

"Terkait lato-lato, ya biasalah mainan anak-anak dan menjadi viral, cuman memang hal ini kan juga diangkat melalui media sosial sehingga lato-lato ini sampai ada pejabat publik yang mencoba dan artis-artis juga ikut mencoba dan menjadi viral, saya rasa ini sudah dikenal," ujar Yudha saat dihubungi melalui telepon, Selasa (10/1/2023) sore.

Mengutip TribunJabar.id, Yudha mengingatkan pada para orang tua untuk memantau anaknya yang saat ini gemar bermain lato-lato.

Menurutnya, permainan tersebut tidak berbahaya, namun orang tua harus tetap waspada.

"Maka dengan viralnya itu maka main mainlah anak-anak ini, kadang-kadang juga kita harus bisa memantau anak anak ini agar tidak berbahaya. Kalau saya lihat lato-lato ini permainan yang tidak membahayakan sebetulnya, cuman memang harus tetap dipantau orang tua saat memainkan itu," ucapnya.

Yudha menambahkan, ia menginginkan Pemerintah Daerah untuk membuat peraturan agar lato-lato tak mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah.

"Tetap saja harus dibawah pengawasan orang tuanya dan juga permainan lato-lato ini harus tetap dipantau oleh orang tua masing masing, baik di sekolah juga jangan sampai mengganggu belajarnya anak-anak," kata pungkasnya.

Disdik Kota Bandung Keluarkan SE untuk Permainan Lato-lato

Tantan Syurya Sentana selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang ditujukan ke satuan pendidikan, SD mapun SMP.

SE tersebut berisikan imbauan kepada pada murid agar tak memainkan lato-lato saat proses belajar mengajar.

"Ya mulai kemarin sudah kami sampaikan edaran imbauannya agar siswa-siswi tak memainkan lato-lato saat KBM dan tak mengganggunya," katanya saat ditemui di Balaikota, Selasa (10/1/2023).

Mengutip TribunJabar.id, meski mengeluarkan imbauan, Tantan tak menampik bahwa lato-lato memiliki manfaat.

Manfaatnya seperti melatih motorik, olahraga tangan, hingga adanya kebersamaan.

Namun, jangan sampai lato-lato mengganggu kegiatan belajar, jadi dilakukan pembatasan.

"Kami tegaskan lagi. Kami bukan melarang, melainkan mengimbau agar permainan lato-lato ini tak mengganggu dalam KBM lantaran kan suara lato-lato jika dimainkan bisa membuat kebisingan," katanya.

Ia juga mempersilahkan anak untuk bermain lato-lato saat istirahat sekolah, namun harus menyimpannya kembali saat sudah jam pelajaran tiba.

"Sebenarnya bukan hanya lato-lato tapi mainan apapun baik konvensional maupun modern diimbau untuk tak dimainkan saat KBM," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terkena Lato-lato Temannya, Bibir Bocah di Sukabumi Sobek dan Dapat 4 Jahitan

KUBU RAYA, KOMPAS.TV - Seorang anak berusia 8 tahun berinisial AN di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, harus menjalani operasi di bagian mata usai lato-lato yang dimainkan pecah dan melukai organ bocah tersebut, Sabtu (7/1/2023).

Ayah korban, AJ, mengatakan anaknya pulang dengan mata merah seusai main lato-lato di rumah kawannya. Mulanya sang anak tak mau menceritakan kenapa matanya bisa terluka.

"Saya bujuk akhirnya dia cerita. Jadi pada saat main, lato-latonya pecah terus serpihannya tertancap di matanya,” ujar AJ, Sabtu (7/1) dikutip dari Tribun Pontianak.

Baca Juga: Dampak Positif Perlombaan Lato-Lato, Mampu Lepaskan Ketergantungan Anak dari Gadget

Pihak keluarga lantas membawanya ke klinik untuk mendapatkan perawatan medis, tetapi klinik memberikan rujukan lebih lanjut untuk melakukan pemeriksaan lanjut di rumah sakit.

"Awal kejadian itu kami bawa dulu ke Kimia Farma kemudian mendapatkan rujukan ke RSUD Soedarso. Setelah dirawat ternyata harus di operasi dan berjalan lancar," terangnya.

AJ menjelaskan kondisi anaknya mulai membaik usai menjalani operasi mata. Namun, mata AN masih merah dan pandangannya buram.

Baca Juga: Viral Qoriah Disawer Saat Melantunkan Ayat Suci Al-Qur'an, MUI: Sangat Bertentangan dengan Etika!

"Sekarang sih sudah mulai membaik, kami juga dikasih obat tetes yang harus rutin diberikan, cuma pandangan (AN) masih kabur dan matanya merah," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya terdapat informasi yang beredar terkait pecahnya lato-lato tersebut berada di lingkungan sekolah AN.

Namun, Plt Kepala Sekolah SDN 07 Sungai Raya, Sulistini membantah informasi itu dan menjelaskan kejadian yang menimpa AN terjadi di lingkungan rumahnya saat periode libur sekolah.

“Yang beredar di media sosial itu sebenarnya bukan terjadi di sekolah. Waktu itu (saya) hanya mengimbau saja kepada guru-guru untuk melarang anak murid membawa lato-lato ke sekolah dan kejadiannya bukan di sekolah,” pungkasnya.